Posts

Showing posts from May, 2016

Jika tak Ngerti Sejarah, Sebaiknya Diam!

JAKARTA, Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 Versi GMJ, Ahmad Densu, SE.,MM mengingatkan agar Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak asal bicara terkait simbol PKI. "Apa yang dimaksud dengan simbol adalah lambang kedekatan pikiran dengan hati. Bila Ahok mengatakan (simbol PK) tak masalah, itu salah besar," kata Ahmad Densu Lambang burung Garuda simbol Negara kita. Jadi, itu jelas jika lambang palu arit dibiarkan, itu sama dengan membiarkan simbol komunis. Sama juga dengan lambang DKI kan Monas. Coba dihapus, kan sudah pasti bukan lagi Pemrov DKI Jakarta maksudnya,

Etika Bersantap ala Suku Bugis Makassar

Ingin Makan Cara Bugis Makassar ? Yuk, Belajar Etikanya! Masyarakat Bugis Makassar adalah sebuah suku bangsa yang ada di jazirah selatan pulau Sulawesi yang masih banyak yang mempertahankan etika makan sampai sekarang. Bukan hanya sekadar makan dan kenyang, masyarakat Suku Bugis Makassar memiliki aturan makan tentang apa yang wajib maupun pantang dilakukan. Berikut beberapa tata cara makan yang umum dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari : 1.       Pada Umumnya Masyarakat Bugis Makassar dalam hal bersantap baik disiang hari maupun dimalam hari, para ibu rumah tangga dan dibantu anak perempuan, akan menghidangkan makanannya di atas nampan atau baki yang mempunyai daya tampung lima sampai enam piring sebagai tempat lauk pauk, sedangkan nasi di tempatkan diluar baki, biasanya bentuk bakul atau tempat nasi terbuat dari logam datu plastic, piring biasanya di letakkan melingkari baki atau di tumpuk di sampi baki dekat gelas air minum. 2.       Saat anda mendapa

KACA, MARIORIAWA, SOPPENG

Kaca  adalah salah satu  kelurahan  di pinggir danau tempe di  Kecamatan   Marioriawa ,  Kabupaten Soppeng ,  Sulawesi Selatan ,  Indonesia,  Nama Kaca berasal dari sebuah nama Kampung bernama Taluma Kaca. Asal usul nama " Talumakaca " sendiri berasal dua jenis kosa kata bahasa Bugis yakni kata " Taluma dan Kaca " Taluma adalah nama sebuah jenis rerumputan yang banyak tumbuh di rawa-rawa di pinggir danau tempe, sedangkan Kaca berasal dari nama sebuah jenis Ikan bernama " Bale Kaca-Kaca " yang banyak berkembang biak di rawa-rawa yang ditumbuhi jenis tumbuhan yang bernama Taluma di area pinggiran danau tempe. Ikan ini memiliki tubuh yang transparan, sehingga tulang dan organ dalamnya dapat terlihat dan ikan ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang 88 mm. Di karenakan di lokasi pemukiman para nelayan-nelayan danau tempe tersebut adalah area rawa-rawa dan banyak tumbuhan jenis Taluma dan tempat berkembangnya Ikan Bale Kaca-kaca, maka area tersebut disebut deng

BATU-BATU, SOPPENG

Batu-Batu  adalah salah satu  kelurahan  di  Kecamatan   Mario Riawa ,  Kabupaten Soppeng ,  Sulawesi Selatan ,  Indonesia . “Batu-Batu” sebuah kota kecil yang berbau Kota Metropolis dan merupakan kampung halaman para leluhur raja-raja Soppeng yang berada di daerah tepian Danau Tempe. Batu-Batu dalam periode sejarah dikenal dengan berbagai nama diantaranya Marioriawa Attangsalo, Tanete Marioriawa dan Terakhir adalah “Batu-Batu”. Nama “Batu-Batu” muncul dalam dalam sebuah cerita rakyat, yang menceritakan sebuah kejadian masa lalu bahwa pada waktu zaman dahulu Tanete Marioriawa (Tanete Alau Salo sibawa Tanete Orai’ Salo) bertempur melawan Sidengreng yang berada di Massepe, mereka memperebutkan sebuah perbatasan wilayah di mana pihak Tanete Marioriawa mengklaim bahwa batas Marioriawa berada di alur sungai Belokka, sedangkan pihak kerajaan Sidengreng mengklaim bahwa batas Sidengreng berada dialur sungai Lajaroko hingga ke danau Tempe. Hal ini memicu pertempuran hebat, di mana pihak Mariori

ATTANG SALO, MARIORIAWA, SOPPENG

Attang Salo  adalah salah satu  kelurahan  di  Kecamatan   Marioriawa ,  Kabupaten Soppeng ,  Sulawesi Selatan ,  Indonesia . Kelurahan Ataang Salo diperkirakan terbentuk pada era Lamappaiyo Datu Marioriawa dimana Daeng Mamalu Pabbicara Antangsalo anak Lapagemusu Petta PonggawaE bin Lamappaiyo menduduki jabatan Pabbicara (Lurah) di Attangsalo. berikut daftar nama pabbicara di Attang Salo : Daeng Mamalu Pabbicara Attang Salo I bin Lapagemusu petta ponggawaE Daeng Mappilae Pabbicara Attang Salo II bin Daeng Mamalu Pabbicara Attang Salo I Daeng Pawellang Pabbicara Attang Salo III bin Daeng Mappilae Pabbicara Attang Salo II Lapariwusi Daeng Mapadeng Pabbicara Attang Salo IV bin Daeng Pawellang Pabbicara Attang Salo III Dan pada erah kemerdekaan Republik indonesia bersamaan dengan meleburnya Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Marioriawa bergabung dengan Republik Indonesia status Pabbicara Attang Solo berubah status menjadi Desa Attang Salo kemudian berubah menjadi Kelurahan Attangsalo. Pada Era

DESA BULUE DAN PERMANDIAN LEJJA

Bulue  adalah salah satu  desa  di  Kecamatan   Marioriawa ,  Kabupaten Soppeng ,  Sulawesi Selatan ,  Indonesia . Di desa ini terdapat  hutan lindung . Sejarah Desa Bulue sebelum terbentuk Pemerintahan Kabupaten Soppeng secara definitive. Diawali dengan pernikahan I Mata Esso Datu Marioriawa dengan La Pammase putra Arung Ta (Cucu Pajung Luwu) melahirkan empat bersaudara si ina siama (se ibu se bapak) sebagai berikut : La Pateddungi Datu Kajuara kemudian kelak daerah Kajuara menggabungkan diri menjadi bagian dari daerah Marioriawa dan Wilayah Kajuara berubah status menjadi Pabbicara Bulu pada masa Kekuasaan La Pawellangi Datu Marioriawa. La Temmupage Datu Marioriawa La Darapung Datu Tampaning dan Datu Latumpa Berikut Silsilahnya  Bermula dari We Temmabuleng Mabolonge Datu Marioriawa menikah dengan La De'(Ladeng) Datu Soppeng ke X melahirkan beberapa Putra dan Putri diantaranya La Mata Esso Datu Soppeng ke XII La Sekati Datu Soppeng ke IX. menikah dengan We Tenrianiang melahirkan be