Posts

Showing posts from December, 2015

HUSAIN JAMALUDDIN AKBAR JUMADIL KUBRA BIN AHMAD SYAH JALALUDDIN

Image
Oleh : Shohibul Faroji Azmatkhan Masjid Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra di Jalan Masjid Tua, Desa Teroja,Kacamatan Manjeuleng, Kabupaten Wajo, Propensi Sulawesi Selatan. Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan adalah anak ke-1 dari Al-Imam Ahmad Syah Jalaluddin Azmatkhan, dia adalah seorang Raja Ke-4 di Kesultanan Islam Nasarabad India Lama, naik tahta setelah wafatnya sang ayah, yaitu pada tahun 1310 M. NASAB LENGKAP Nasab lengkapnya adalah Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Amir Abdullah  bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi Shohib Bait Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shouma'ah bin Alwi Al-Mubtakir bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja'far Shodiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain b

MENENGOK JEJAK BUGIS DI TANO NIHA

Image
Oleh Kamaruddin Azis Kekaguman dan gairah mencari informasi tentang jejak Bugis ini terjawab juga dengan banyaknya nama-nama warga Nias yang berfam Bugis. Beberapa nama seperti Amiruddin Bugis, Mirwan Bugis dan sebagainya. Mereka menggunakan fam Bugis mengikuti jejak warga lokal yang menggunakan nama Zebua, Sarumaha, Zega, Gee, Zai, dan sebagainya. Ketika saya bertanya pada beberapa warga Gunung Sitoli, desa yang banyak dijumpai fam Bugis, mereka menyebut desa Fowa di sekitar wilayah ibukota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias. Menyebut pulau Nias tentu yang pertama terbayang adalah tradisi loncat batu dan bencana gempa yang dahsyat itu. Dua hal ini adalah yang mengemuka atau bisa jadi kening kita akan mengkerut pertanda awamnya kita tentang pulau Nias. Tapi tahukah kita bahwa tentang daerah ini pada beberapa forum diskusi terjadi debat dan diskusi sengit tentang asal usul suku Nias (termasuk di internet) yang melibatkan praktisi, budayawan dan LSM seperti di Leiden, Jakarta,

Pengerahan Pasukan Marinir Terbesar di Dunia Tahun 767 M

Image
Oelh :  Irawan Djoko Nugroho  Ketika Vietnam dijajah Cina dengan kejam, maka pemerintah Vietnam kemudian mengirim utusannya ke Jawa agar mereka dibantu melepaskan diri dari penjajahan Cina yang kejam itu. Sesampainya di Jawa, utusan Vietnam tersebut diterima baik oleh pemerintah kerajaan Medang kala itu. Pemerintah Medang setuju membantu melepaskan Vietnam dari penjajahan Cina, agar nantinya mereka dapat merasakan kehidupan yang lebih baik. Pemerintah Medang juga berjanji akan mengirim pasukan marinir yang sangat besar guna mengalahkan Cina. Di dalam Riwayat Kelantan pengiriman pasukan mariner tersebut terjadi pada tahun 767 M. Komandan-komandan pasukan mariner tersebut dicatat dipimpin oleh Sanjaya (Jawa-Medang I bhumi Mataram), Sang Satiaki Satirta (Sumatera-Sriwijaya?) dan Suwira Gading - Sawerigading (Sulawesi-Luwu). Seluruh pasukan marinir ini terdiri dari 577.000 marinir dengan diangkut oleh sebanyak 5,700 buah kapal dari jenis Sambao dan Ke (baca: Kelulus, kapal yang jug

MENCARI NEGERI CINA UNTUK WE CUDDAI

Image
Yang pernah membaca cuplikan epos besar La Galigo pasti kenal dengan tokoh yang satu ini. I We Cudai alias  Daeng Risompa, putri bungsu dari raja Ale Cina adalah seorang wanita yang amat cantik namun tinggi hati. Ulahnya menolak lamaran Pangeran Sawerigading dari Ale Luwu menimbulkan banyak sekali masalah, bahkan Ia tega membiarkan kerajaan Cina terbakar oleh api. Dimanakah sebenarnya letak negri Cina tempat Putri We Cudail? Apakah Cina yang dimaksud merupakan nama sebuah daerah di Sulawesi Selatan atau justru –sesuai kepercayaan awam– merujuk kepada negri Tiongkok di Asia Daratan? Para penulis dan peneliti sejarah lokal mayoritas sepakat untuk ‘meletakkan’ Ale Cina pada sebuah wilayah di sekitar semenanjung Sulawesi Selatan. Menurut tradisi setempat, kerajaan Ale Cina yang terbagi dua itu berada di sebelah timur Teluk Bone dan di sebelah barat lembah Cenrana. Istana La Tanete tempat Putri We Cudai bersemayam terletak di situs bukit "Allangkanangnge" ri La Tanete (Pam

SUNDALAND ATAU NEGERI ANTLANTIS

Image
Kebudayaan asli Nusantara sudah berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir maupun Mesopotamia mulai menulis di atas batu. Peradaban bangsa Nusantara tidak dimulai dengan tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan telah hidup dan mengakar dalam jiwa masyarakat kuno. Pulau-pulau di Nusantara sudah dikenal sebagai bumi yang kaya sejak zaman peradaban kuno. Masa lampau Nusantara sangat kaya raya. Alam Nusantara yang kaya-raya dan dirawat dengan baik juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian dunia. Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, mengajukan bahwa Sundaland (Nusantara) adalah Taman Firdaus (Taman Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Secara geografis kepulauan Nusantara terletak di khatulistiwa yang strategis dengan lahan yang subur dan indah di jalur cincin api (pacific ring of fire), yang ditandai keberadaan lebih dari 500 gunung ber

JEJAK ORANG BUGIS DI TANA PAPUA

Image
Sebelum kedatangan Otto dan Gesler, Jejak tibanya orang Bugis-Makassar ke Papua sebenarnya sudah ada sejak tahun 1700an. Kala itu pelaut Bugis-Makassar melakukan pelayaran Marege, mencari teripang sampai ke Australia Utara. Dalam perjalanannya itu mereka mampir ke Papua, sebagian kemudian memilih menetap di tanah Papua. Pada sekitar Tahun 200 M, ahli Geography bernama Ptolamy menyebut Papua dengan nama LABADIOS. Maksud apa disebut demikian, belum diketahui. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI.  Nama Tungki dan Janggi telah mengundang berbagai pendapat, kemungkinan nama TUNGKI yang sudah berubah dalam sebutannya menjadi Janggi atau sebaliknya. Pada akhir tahun 1300, Majapahit menggunakan dua nama, yakni WANIN dan SRAM. Nama Wanin, tentu tidak lain dari semenanjung Onin di daerah Fak-Fak dan SRAM, ialah pulau Seram di Maluku. Ada kemun